"Nggak. Nggak kenapa-kenapa" jawabku sambil terus menyuapi Rendra makan.
Sebenarnya bukan tidak kenapa-kenapa. Hanya saja aku tidak ingin bicara atau menjelaskan apapun saat air mataku jatuh. Aku hanya terus menyuapi anakku yang udah genap 2 tahun usianya ini hingga selesai makan.
"Seharian ini dia nggak ada ngomong 'nen'." Aku mulai menjelaskan.
"Makanya aku nangis karena baper. Kok bisa-bisanya dia nggak ingat? Apa dia nggak rindu?" lanjutku. Seolah sedang ditinggal pergi sang kekasih tetapi kekasihnya tidak memberi kabar apapun. Apakah ia sedang rindu? Apakah ia teringat dengan kita? Apakah ia ingin kembali menemui kita? Apakah tidak ada keinginannya untuk menghubungi kita via telepon?
Begitulah yang aku rasakan saat aku berhasil menyapih Rendra. Di awal merasa ragu apakah aku bisa berhasil menyapih dengan jujur tanpa banyak drama. Namun ternyata aku bisa melakukannya. Lalu setelah berhasil, aku malah baper.
"Kenapa waktu berlalu begitu cepat???"
Masa kecil anak cepat sekali berlalu dan tidak bisa diulang dua kali |
Aku merasakan bounding yang begitu kuat dengannya saat dia menyusui. Semua proses menyusui aku nikmati. Sungguh nikmat rasanya bisa menyusui anak sendiri hingga batas waktu yang ditentukan. Bahagia banget rasanya saat ia terlelap di pelukanku saat tengah menyusui. Bahagia banget rasanya saat aku memperhatikan dia menyusui dengan penuh nikmat hingga dengan konyolnya aku bertanya ke dia, "Emang se-enak itu, ya, Nak, rasanya ASI?" Haha
Baiklah, mari kita lupakan sejenak tentang perasaan itu. Toh, bagaimanapun roda waktu tidak bisa kita elak.
Waktu akan membawa kita pergi pada masanya masing-masing. Hingga semua hanya bisa kita rasakan dalam ingatan yang diselimuti kenangan. Kenangan manis mau pun pahit.
Etapi adakah yang penasaran bagaimana tips sukses aku menyapih anak dengan mudah tanpa harus bohong? Check it out! Aku bakal ceritain disini
Anak makin nempel. Berhasil nggak ya?
Ini adalah asal mula kenapa awalnya aku jadi ragu akan keberhasilan menyapih tanpa bohong ini. Menjelang usia 2 tahun , Si Rendra malah makin nempel dengan aku. Pengennya ya nen terus. Aku kan jadi galau. Kok makin aku pengen menyapih kok dianya makin posesif, si? Duhh..
And No! Itu adalah pertanda bahwa ia merasakan bakal "pisah" dengan ibunya.
Setelah sekarang berhasil menyapih, aku baru menyadari kalau sebenarnya saat itu dia bukannya tidak mau disapih. Tapi semacam ada kekhawatiran dihatinya. "Apakah aku akan terus disayang setelah lepas ASI?
Baca juga: Tips anak tidak gigit saat menyusui
Jadi, dia pengen dekat-dekat terus dengan kita. Belum lagi aku yang terus men-soundingnya untuk lepas ASI di usia 2 tahun. Jadi dia udah ngerti kalau masanya itu hampir atau malah telah tiba.
Tinggal kita lagi yang harus bicara sama dia kalau dia akan terus disayang, dimanja, dicinta walau pun nggak menyusui lagi.
Ada 5 cara yang aku dan suami lakukan dalam menyapih anak. Barangkali bisa ayah bunda lakukan juga untuk proses penyapihan buah hatinya.
1. Kekuatan Sounding
Saunding sedini mungkin ke anak bahwa dia bakal disapih |
"Rendra sekarang nyusu yang banyak, ya, Nak. Sepuasnya. Tapi cuma sampai umur 2 tahun aja. Kalau udah 2 tahun artinya Rendra udah besar. Nggak boleh lagi nen. Kalau lapar, ya makan. Haus, ya minum. Minum air putih, minum jus. Makan nasi, makan buah. Nanti Bunda stokkan buah untuk Rendra makan kalau lapar"
lke Rendra.
Di ulang-ulang terus. Walau dia belum bisa menyahut omongan kita, tapi dia ngerti kok maksud dari yang kita bicarakan.
2. Tetapkan waktu
Tetapkan kapan waktu yang pas untuk menyapih anak, |
Saran aku sih, sebaiknya anak disusui minimal 2 tahun. Sesuai saran dari IDAI, juga hadits Nabi (buat Muslim). Kalau lebih ya nggak apa-apa selagi dalam batas wajar. Jangan sampe juga melebihi 3 tahun usia anak, tapi dia masih menyusu. Kasian ibu dan anak juga sih.
3. Lakukan Bertahap
Sering dengar cerita di tengah masyarakat anak yang demam karena lepas menyusui? Yap! Itu sering terjadi. Kenapa? Salah satu penyebabnya adalah karena lepas dadakan. Bisa jadi karena tidak ada briefing, kurangnya sounding, atau ketidak-siapan tubuh anak terhadap keadaan baru ini. Hati-hati, Bund. Takutnya anak stres dan merasa bahwa ibunya nggak sayang lagi ke dia. Kan, kasian juga sama anak.
Lakukan bertahap, kalau misalnya selama ini nen 5 kali sehari, maka kurangi jadi 3 hari sekali. Atau kalau selama ini menyusui ya siang ya malam, maka kasih batasan cuma boleh menyusui malam aja menjelang tidur. Kalau siang alihkan perhatiannya dengan ajak main keluar atau makan cemilan berupa snack dan buah-buahan.
Lakukan bertahap, jangan sekaligus. Biar anak terbiasa hingga akhirnya bisa lepas sendiri.
4. Kerja sama Ayah dan Bunda
kerja sama ayah dan bunda penting banget untuk kesuksesan proses penyapihan |
5. Konsisten
Konsisten adalah koenjci utama. Saat kamu udah berhasil menyapih anak, jangan lagi tergoda untuk menyusuinya kembali. Walau godaan terus datang seperti yang aku alami. Baper ngerasa terlalu cepat menyapihnya di umur 2 tahun, padahal sebelumnya udah sepakat menyapih di 2 tahun. Baca juga: Solusi ruam popok |
Kenapa nggak boleh? Karena proses menyapih selanjutnya bakal lebih sulit lagi dari yang pertama, Bund. Kita harus memulai prosesnya dari awal lagi. Juga anak menjadi lebih sulit berhenti karena kitanya yang nggak konsisten. Anak minta dikit, kasih. Anak merengek dikit, kasih. Ya gagal donk. Harus konsisten namun tetap tidak melupakan ke-4 hal di atas.
Selama melakukan ke-5 tips di atas, anak harus lebih sering dicium, dipeluk, dan dimanja ya Bunda. Ini bertujuan agar anak percaya dan yakin walau dia tidak menyusui lagi, itu bukan berarti karena ia tidak disayang lagi. Tapi cara pelampiasan kasih sayangnya saja yang berbeda.
Sering-sering di peluk anaknya. Biar dia terus merasakan bahagia dengan limpahan kasih sayang.
Nah, jadi itulah beberapa tips sukses menyapih penuh kasih tanpa bohong ala aku ya Bunda. Alhamdulillah berhasil tanpa oles ini itu di payudara, atau kasih rasa pahit biar anak jera.
Selamat mencoba. Semoga berhasil. Dan selamat menyapih ya Bunda semuanya...🥰
Ada tekniknya ya untuk bisa berhasil menyapih ini. Wah noted nih kak wawasan dan pengalamannya buat daku.
BalasHapusAlhamdulillah ilmunya udah terkumpul, tinggal ijab Qabulnya, hehe
Setuju dengan poin empat, yakni kerjasama antara ayah dan bunda. Untuk urusan anak, kedua belah pihak harus aktif.
BalasHapuspaling sedih ngelihat anak disapih
BalasHapusKalo anak-anakku bukan disapih nenen tapi disapih dot dan botol susu
Duh kasihan anak-anak kaya sakaw gitu
Tapi masa anak SD masih ngedot? :D
Saya nyapih anak kedua ini pas hampir 3 tahun :D
BalasHapusNggak pakai metode apapun, sebelumnya pakai sounding dll nggak mempan, mamaknya nggak tega soalnya hahaha.
Pas puasa, maminya hampir pingsan karena maksain puasa sambil nyusuin (saya memang dari dulu nggak kuat puasa, apalagi sambil nyusui).
eh ternyata, pas si Adik liat maminya udah pucat pasi dan lemes, dengan sendirinya dia berhenti nyusu, dan benar-benar nggak nyusu lagi meski udah nggak puasa hehehee
MashaAllah. Dibalik sejuta rasa menyapih, alhamdulillah bisa memberikan ASI super eksklusif selama 2 tahun. Dan itu menurut saya privilege yang jarang sekali bisa dinikmati oleh kaum perempuan, terutama yang bekerja atau harus mencari nafkah di luar rumah. Semoga ini menjadi wujud syukur atas rezeki waktu dan bonding dengan anak yang akan terkenang sepanjang masa.
BalasHapusAlhamdulillah Rendra sudah disapih,sehat selalu ya anak soleh yang pintar..
BalasHapusAku juga nyapih kedua anak lelakiku tanpa drama Mba, Alhamdulillah. Kurang lebih tipsnya sama dengan di artikel ini. Yang sulung sukses disapih saat 2 tahun 1 bulan, Adiknya 2 tahun 2 bulan. Kini mereka kelas XII dan VII
Soal anak biar perhenti nen itu, sejak dulu solusinya katanya diolesi balsem atau apa, biar pahit. Jadi anak jera hehehe.
BalasHapusPadahal bisa dengan cara alami ya, Mbak. Misalnya lakukan secara bertahap, jadi anak tidak kaget. Memang perlu bantuan orang rumah, termasuk ayah. Bisa juga kalau ada kakak, diajak main sama kakak.
Ya Allah~
BalasHapusSemoga pembelajaran menyapih ini adalah proses terbaik yang dituntun Allah agar bonding anak dan Ibu tetap terjaga dengan menguatkan anak-anak dari sisi kemandirian.
Memang bonding ini bikin mellow banget yaah..
Nah. Aku sering nih lihat di lingkungan tempat tinggalku. Ibu-ibu muda yang katanya mau menyapih anak eh malah menyodorkan lagi 'nen'nya saat anak nangis. Katanya nggak tega.
BalasHapusTerus ada yang ngolesin entah apa tapi rasanya pahit ke putingnya. Biar pas anak nen terasa pahit. Terus nggak mau nengok-nengok lagi.
Ekstrim banget kupikir. Kalau tips menyapih yang ini nggak ekstrim deh. Asyik aja meski harus baper karena merasa anak nggak butuh kita lagi. Hehehe
Paling utama memang Kita perlu sounding anak ya Mba. Saya jadi inget proses menyapih dulu, saya alihkan ke minum susu uht sampai sekarang dia masih minta Susu UHT deh. Sekarang anakku udah gede, udah 7 tahun
BalasHapusJadi flashback urusan penyapihan ini. Banyak tangis dan air mata. Hahahaha. Rata-rata anakku sapih usia 2 tahun 3 bulan. Paling lama itu salah satu anak kembarku, Si Rangin yang baru bisa lepas 2,5 tahun.
BalasHapusmenjadi tantangan bagi ibu buat menyapih anak tanpa tantrum. Noted mbak. Seyogyanya menyapih dengan kasih tanpa bohong butuh proses yang butuh stok sabar melimpah ya.
BalasHapus