Ini salah satu novel
hebat karya Tere Liye. Menggunakan alur mundur yang terkadang penuh teka-teki,
Penuh rahasia, hal-hal yang tak terduga, hal-hal yang menjadi misteri dan tanda
tanya besar. Semua berangkai.
Lelaki tua umur 60 itu terbaring di rumah sakit. Ditemani
oleh lelaki dengan “Wajah Menyenangkan” yang siap menjawab 5 pertanyaanya
selama ini. Tentang ketidakadilan Tuhan.
Namanya Ray,
bocah berumur 6 tahun yang hidup di salah satu panti asuhan di kota. Sama seperti penghuni lainya, ia tak tau siapa orang tua nya. Siapa keluarganya. Nasib mereka sama. Hanya saja yang membuat beda adalah watak para penghuni panti. Watak anak-anak tak berdosa itu.
bocah berumur 6 tahun yang hidup di salah satu panti asuhan di kota. Sama seperti penghuni lainya, ia tak tau siapa orang tua nya. Siapa keluarganya. Nasib mereka sama. Hanya saja yang membuat beda adalah watak para penghuni panti. Watak anak-anak tak berdosa itu.
Pemilik panti itu. Begitu keras mendidik mereka. Pemilik
panti yang “sok suci” itu kata Ray. Megemis kepada Donatur untuk membiayai
semua keperluan panti. Tapi faktanya, donasi dari para donator malah di simpan,
dimakanya sendiri untuk modal dia naik haji. Ambisi untuk naik haji. Hanya
istri si lelaki “sok suci” itu yang sedikit membuat mereka nyaman. Karena
perhatian istri pemilik panti itu yang diam-diam memberi mereka makan yang
lebih dengan lauk ikan. Yang mengajari mereka membaca.
Tak jarang penghuni panti mendapat cambukan keras dari lelaki
“sok suci” itu karena melanggar aturan. Ataupun kalau hasil mengamen mereka
tidak disetorkan. Dimarahi, di umpat, bahkan di sumpah serapah. Semua anak-anak
polos itu tunduk dan patuh kepadanya kecuali Ray. Ray sedikit berbeda. Ia
cerdas, memberontak, sering melawan, dan diam-diam mencuri celengan. Hingga
pada klimaksnya ia memutuskan untuk kabur dari panti, lalu menjadi pencuri. Dan
hasil curian di jadikan untuk taruhan judi. Yaaa.. Ray kecil menjadi penjudi
yang handal.
Hingga pada suatu ketika, sahabatnya, Diar, menemuinya ketika
ia juga sedang mengamen di bus. Ia lihat Ray. Dan meminta Ray untuk pulang lagi
ke “rumah” mereka. Tapi Ray menolak.
Suatu ketika Ray berusaha mencuri dompet yang masih dalam
kantong celana seorang preman yang sedang mandi di dalam bus, Diar ada disitu.
Dan Diar sudah berusaha menghentikan Ray. Tapi Diar tak di gubris. Ray
ketahuan. Kabur. Diar mengejar tapi tak ketemu. Sang preman itu tidak tau kalau Ray yang mencuri celana dan
dompetnya. Yang ia lihat adalah Diar di situ. Diar tertuduh. Di gebuk, di
hakimi sendiri tanpa Diar mampu berkata apapun untuk menjelaskan semuanya. Diar
terluka parah. Di bawa ke Rumah sakit, dan meninggal. Dan sepeninggalanya itu membuat
sang pemilik panti “sok suci” itu sadar akan kekeliruanya selama ini.
Dan Ray setelah mencuri dompet itu, ia berjudi lagi. Ia
menang dengan taruhan yang besar. Sayangnya orang-orang licik yang kalah judi
sudah berstaregi untuk membunuhnya. Ray di buat mabuk. Pulang sendiri tak sadar
diri tengah malam. Tengah malam itulah ia tusuk berkali-kali di bagian perutnya.
Ia segera dibawa ke rumah sakit. Tepat berdampingan disebelah Diar yang waktu
itu sedang sekarat.
Ray, dilarikan ke tempat yang jauh Karena ginjal nya parah
bekas tusukan. Untuk menembus kesalahan, Pemilik panti “sok suci” itu membayar semua biayai perobatan rumah sakit Ray
dengan uang tabunganya selama ini untuk naik haji.
Ray terlempar jauh. Waktu membawanya ke dalam Rumah Singgah
yang di asuh Bang Ape. Disini ia memiliki keluarga baru. Tak dibentak,
dicambuk, dicaci, dll.. ia benar-benar nyaman di tempat ini. Memiliki kegiatan
baru dengan sekolah nonformal di kelurahan.
Namun, hidup sudah mengajarinya dengan penuh kekerasan. Ia
juga memutuskan untuk pergi dari rumah singgah ini karena tidak sefaham dengan
bang Ape. Ia berkelahi dengan gerbong preman karena membela salah satu keluarga di rumah singgah.
Ini menyebabkan berbuntut panjang. Rumah singgah itu jadi bulan-bulanan preman.
Siapapun yang berbau rumah singgah, akan di hajar oleh preman yang menjadi
lawan Ray.
Setelah kabur dari rumah singgah, Ray memutuskan untuk
kembali mengamen. Ray memiliki kebiasaan menatap rembulan dari atap tinggi.
Ntahlah.. setiap kali ia menatap rembulan, ia merasa memiliki kedamaian disana.
Meski banyak hal yang tuntut kepada Tuhan, kenapa Tuhan tidak adil?? Mengapa
hidupnya jadi seperti itu? Tidak memiliki kedua orang tua, tinggal di panti
terkutuk itu selama 16 tahun, dll.. namun, tanpa ia sadar ada 1 yang membuat ia
yakin dengan Than. Yaitu tentang penciptaan Rembulan. setiap kali ia menatap
rembulan, ia merasa tenang, damai.
hingga pada suatu masa, ketika ia turun dari tiang listrik
yang tinggi setelah menatap rembulan, ia diperhatikan oleh seorang warga baru.
Seorang laki-laki berumur 45 tahun. Namanya Plee. Mereka berteman bahkan
bersahabat. Dan ternyata Plee adalah seorang pencuri besar. Ray diajak
bergabung denganya karena ia melihat Ray memiliki “bakat” yang besar. Malam itu
Ray dan Plee berencana untuk mencuri berlian seribu karat dari suatu bangunan
yang di jaga ketat. Berlian itu bernilai Milyaran rupiah. Namun misi itu gagal.
Ada beberapa taktik Plee yang tidak sesuai hitungan. Plee tertangkap sementara
Ray bebas karena Plee menyembunyikan Ray di kamar rahasia mereka.
Plee setelah 6 bulan di penjara akhirnya di vonis hukuman
mati. Semua berita tersebar dimana-mana. Ray bahkan tidak berani menonton
berita itu. Apalagi datang menjenguk Plee. Ia terlalu takut nanti namanya juga
akan disebut Plee ketika ia ke kantor polisi jenguk Plee.
Lalu Ray beranjak dari kota itu untuk menghapus semua jejak
masa lalunya. Ia ingin melupakan semua. Ray menjadi seorang Tukang bangunan.
Namun, ia bekerja dengan sangat baik. Ia cekatan, bekerja dengan sempurna. Lalu
ia di angkat menjadi mandor. Kebiasaan lamanya tidak hilang. Ia masih saja suka
menatap rembulan dari gedung paling atas. Hingga suatu malam temannya, Jo
melihat seorang wanita yang cantik, manis, dan punya lesung pipi. Sebelumnya
Ray sudah pernah bertemu dengan wanita itu ketika di rumah makan. Sejak
pandangan pertama Ray sudah terpesona. Dan kini Ray melihatnya lagi. Singkat
cerita Ray dan gadis bernama Fitri itu menikah. Ray benar-benar bahagia dengan
istrinya. Karirnya pun kian melejit. Dan bisnis pudding pisang istrinya juga
melejit. Sudah memiliki 4 cabang toko pudding pisang. Lalu istrinya hamil.
Kebahagiaan Ray benar-benar terasa lengkap sekarang.
Namun, lagi-lagi hidup menghantarkan Ray ke zona yang tak
diinginkan lagi. Istri Ray keguguran. 3 tahun berlalu setelah keguguran itu, akhirnya
istri Ray hamil kembali. Kali ini Ray lebih berhati-hati lagi. Ia benar-benar
menjaga istrinya. Tidak ingin terjadi kesalahan yang kedua kali. Ia berangkat
lebih siang dan pulang lebih awal. Semua pekerjaan dapur bahkan ia yang atasi.
Istrinya disuruh bersantai-santai. Namun lagi-lagi istrinya pendarahan. Ia
keguguran lagi. Bahkan istrinya yang penurut, yang baik hati. Setia dan selalu
berbakti kepada suaminya itu juga meninggal. 8 tahun dalam kebahagiaan, Ray
kembali kedalam kekosongan. Kembali ia mengutuk Tuhan. Begitu waktu singkat
memutar arah. ,mengembalikan lagi ia ke zona sebelum ia menikah. Ia kembali ke
dalam nestapa. Merindukan istrinya. Hidup baginya hanyalah sekali. Mati juga
sekali, maka jatuh cintapun juga sekali.
Ia kembali ke rumah kontrakanya dulu sebelum ia ketemu Plee.
Ia bertemu dengan ibu kontrakanya dahulu yang memberikan ia sebuah surat dari
Plee. Surat yang sudah dibaca oleh ibu kontrakan tersebut namun ia tak tahu apa
maknanya. Lalu Ray masuk ke dalam gentong air yang dalam. Mengambil berlian
seribu karat yang dulu dicurinya berdarah-darah dengan Plee. Ia kembali
membangun relasi bisnis. Dan bisnisnya menggurita sampai ke luar negeri.
Menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, menyikirkan para pebisnis licik.
Namun meskinya memiliki kekayaan berlimpah, hatinya tetap
merasa kosong. Hampa. Ia kembali ke tempat ia dan istrinya dulu tinggal. Ia
pergi ke kuburan istrinya. Ternyata bersih. Si Anggrek putih dari Timur yang
membersihkan makam tersebut. Vin si cucu Koh Cheu. Rekan bisnis Ray. Koh Cheu
sangat baik. Dan Vin ternyata jatuh cinta sama Ray meski ia tau Ray tidak akan
pernah mencintainya.
Hingga kembali ke masa dimana perusahaan Ray bangkrut. Ia
telah ditipu oleh pengusaha Cina. Padahl 2/4 kekayaanya sudah ia gadaikan. Vin
lalu nekat menelpon kakeknya agar menyelamatkan Ray yang bangkrut. Perusahaanya
tertolong.
Dan kini Ray, lelaki berumur 60 tahun itu terbaring di rumah
sakit. Ia telah tua dengan berbagai penyakit yang ia derita. Perusahaanya telah
ia serahkan ke orang-orang terpercayanya. Ray terbaring mengenang semua
masa-lalu itu ditemani oleh “seseorang dengan wajah menyenangkan”. Tidak tau
siapa namanya.
“Seseorang dengan wajah menyenangkan” itu menjawab semua
pertanyaan Ray. Tentang Tuhan yang tidak adil. Padahal sesungguhnya Tuhan itu
Maha Adil.
Ray tidak tahu bahwa si Pemilik panti yang “sok suci” itu
telah bertaubat dan tidak jadi naik haji karena membiayai semua pengobatanya di
luar kota. Ia tidak tau bahwa Diar telah meninggal disebebkan olehnya. Ia tidak
tau bahwa kak Ape dan semua keluarganya di rumah singgah mencarinya
kemana-mana. Sesungguhnya Tuhan itu Adil. Koran kuning yang selalu Ray pegang,
yang ia curi di laci pemilik panti “sok suci” itu, yang berisi berita tentang
kebakaran, terjawab sudah oleh “seseorang dengan wajah menyenangkan”. Orang tua
Ray meninggal karena kebakaran besar yang membakar kompleks perumahan keluarga
Ray. Menghabiskan semua penghuni komplek tesebut. Yang meninggalkan
tulang-tulang manusia yang gosong.
Dan begitu Ray terkejut bahwa pelakunya adalah Plee. Plee pun
telah di tipu oleh dalang dari pembakaran itu. Bahwa sebelum kebakaran itu
terjadi, maka akan ada orang-orang yang diutus untuk membangunkan penduduk.
Namun buktinya tidak ada. Plee bersama 1
rekan kerjanya yang membakar rumah tersebut. Akan tetapi teman Plee meninggal
karena membantu menyelamatkan seorang anak kecil di dalam gendongan seorang
Ibu. Ibunya tak terselamatkan. Ketika teman Plee berusaha turun dari tangga
untuk menyelamatkan bocah kecil yang tak berdosa, ia terjatuh dan tertancap
pada sebilah bambu. sedangkan anak itu masih sempat ia masukan dalam ember dan
dihanyutkan ke dalam siring lalu ditemukan oleh pemilik salah satu panti
asuhan. Bocah itu adalah Ray. Tepatnya Rehan.
Dan lelaki yang tertancap sebilah bambu tersebut meninggalkan
istrinya yang sdang hamil besar. Istrinya menunggu. Ia tidak tau apa pekerjaan
suaminya. Yang ia tau suaminya selalu berangkat kerja pagi ke kantor dengan
rapi. Setelah melahirkan akhirnya wanita malang itu meninggal karena tidak
sanggup juga menahan derita. Dan anak yang dilahirkanya itu berjenis kelamin
perempuan. Menjadi yatim piatu sama seperti Ray. Tahukah siapa bayi perempuan
itu? Dia adalah Fitri. Istri Ray yang setia yang kini telah meninggal.
Dan Plee juga sudah menebus dosanya dengan menyelamtkan Ray
dari polisi ketika kasus pencurian berlian seribu karat itu. Ia mengaku
mengerjakanya sendiri tanpa ada orang lain. Ia tahu bahwa Ray adalah salah satu
korban kebakaran itu karena melihat Koran kuning yang selalu Ray pegang. Dan ia
menebus dosanya dengan hukuman mati.
Dan Siapakah Dalang di balik pembakaran besar-besaran demi
kepentingan bisnis tersebut?? Ia adalah Koh Cheu. Dan telah menebus kesalahanya
pada Ray dengan membayar semua hutang-hutangnya Ray. Ia juga terkena karma
karena anak tunggalnya meninggal dalam insiden kecelakaan pesawat. Yang tinggal
hanyalah cucu satu-satunya. Yaitu Vin, Anggrek putih dari Timur.
Bagaimana dengan Vin?? Ia meninggal karena sakit. Sakit
menahan cintanya kepada Ray. Ia tinggal sendiri dalam rumah besar itu tanpa ada
yang menemani.
Sekarang Ray di ajak oleh seseorang dengan wajah menyenangkan
itu melihat ke sebuah panti. Seorang anak bernama Rinai. Rinai adalah korban
dari Ray. Ketika itu ketika Ray mendapat kabar Vin di bawa ke rumah sakit, ia
mebawa mobilnya dengan ngebut. Lalu ketika ia sadar bahwa ia akan melewati
panti yang sangat dibencinya dulu itu, ia segera mengerem mendadak dan memutar
arah. Ray tak tau bahwa orang yang mengendarai mobil di belakng Rai itu melaju
dengan cepat juga dan tak terkendali. Lalu menabrak. Suami istri itu meninggal
sementara istrinya sedang hamil besar. Bayi di dalam perut bayi itu adalah
Rinai yang sekarang sedang memeluk boneka pandanya. Tinggal dipanti sama
seperti Ray dahulu. Rinai lahir dari perut ibunya yang sudah menjadi bangkai.
Sekarang Ray tersadar dan mengerti semuanya. Meski ia tak
percaya tapi itulah kenyataanya. Dada Ray terasa sesak. Ada juga penyesalan
disana. Lelaki dengan wajah menyenangkan itu berkata “ Selamat tinggal, Ray.
Kau akan punya waktu lima hari untuk memperbaiki segalanya. Kau akan kembali
sehat. Menyiapkan bekal perjalanan jauh. Aku sudah menjawab seluruh
pertanyaanmu. Lima pertanyaan. Lima Jawaban. K-e-m-b-a-l-i-l-a-h!”
Tidak ada komentar
Terimakasih sudah berkunjung. Jangan lupa tinggalkan komentar yang baik-baik ya teman-teman. :-)